Selasa, 17 Juli 2012

ROCK CLIMBING

                                                        I. Pendahuluan                                                 

Pada dasarnya, rock climbing adalah teknik pemanjatan tebing batu yang             memanfaatkan cacat batu tebing (celah atau benjolan) yang dapat dijadikan          pijakan atau pegangan untuk menambah ketinggian dan merupakan salah satu cara untuk mencapai puncak. Ciri khas rock climbing adalah prosedur dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan, juga prinsip dan etika pemanjatan.


                                                  II.Sejarah Rock Climbing                                                      

 Pada awalnya rock climbing lahir dari kegiatan eksplorasi alam para pendaki gunung dimana ketika akhirnya menghadapi medan yang tidak lazim dan memiliki tingkat kesulitan tinggi, yang tidak mungkin lagi didaki secara biasa (medan vertical dan tebing terjal).Maka dari itu lahirlah teknik rock climbing untuk melewati medan tersebut dengan teknik pengamanan diri (safety procedur). Seiring dengan perkembangan zaman rock climbing menjadi salah satu kegiatan petualangan dan olahraga tersendiri.Terdapat informasi tentang sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville yang mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097mdpl) di kawasan Vercors Massif pada tahun 1492.    Tidak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di pegunungan Alpen diketahui adalah para pemburu Chamois (sejenis kambing gunung). Jadi pemanjatan mereka kurang lebih dikarenakan oleh faktor mata pencaharian.    Pada tahun 1854 batu pertama zaman keemasan dunia pendakiandi Alpen diletakan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn(3708 mdpl). Inilah cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga. Kemudian padatahun-tahun berikutnya barulah terdengar manusia-manusia yang melakukanpemanjatan tebing-tebing di seluruh belahan bumi.    Lalu pada tahun 1972 untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam olimpiade Munich.Baru pada tahun 1979 olah raga panjat tebing mulai merambah di Indonesia. Dipelopori oleh Harry Suliztiarto yang memanjat tebing Citatah, Padalarang. Inilah patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.


                                          III.Teknik Rock Climbing                                             

Dikenal dua jenis teknik pemanjatanrock climbing, yaitu artificial climbing dan free climbing.


a. Artificial Climbing   

 Artificial climbing adalah teknik peanjatan yang menggunakan peralatan (pengaman)digunakan selain untuk mengamankan pemanjat (menahan pada saat jatuh), juga digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya teknik ini lebih mengutamakan sisipetualangan yang pemanjatannya menggunakan jalur yang panjang dan proses pemanjatannya memakan waktu yang lama (berhari-hari).


b. Free Climbing   

 Free climbing adalah teknik pemanjatan yang menggunakan peralatan (pengaman) digunakan hanya untuk mengamankan pemanjat (menahan pada saat jatuh) tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya teknik ini lebih mengutamakan sisi prestasi dan olah raga.Free climbing umumnya menggunakan jalur-jalur yang pendek dan singkat.


                                              IV. Taktik Pemanjatan

Dalam rock climbing ada dua taktik pemanjatan, yaitu Himalayan Tactic dan Alpin Tactic


a. Himalayan Tactick    

 Himalayan Tactic adalah taktik pemanjatan tebing dengan cara menghubungkan antara base camp dengan tim pemanjat melalui tali.Perlengkapan dan logistik bisa dikirim secara estafet dari base camp ke tim pemanjat.


b. Alpin Tactic   

 Alpin Tactic adalah taktik pemanjatan tebing tanpaberhubungan lagi dengan base camp. Semua kebutuhan tim (peralatan dan logistik)tim pemanjat dibawa terus oleh tim pemanjat.

    Seorang pemanjat tebing dituntut untuk berani, teliti dan berkemampuan menganalisa tinggi, yaitu berpikir dan bertindak cepat dan tepatpada saat kritis. Pemanjat tebing wajib memiliki mental baja dan ketahanan fisik yang besar. Selain itu juga harus memiliki kelenturan tubuh, dan penguasaan teknik yang benar. Karena hal-hal itu merupakan dasar dari panjat tebing.


                                                   V.  Penambatan                                                           

 Penambatan adalah proses tahapan pemanjatan untuk melanjutkan pitch berikutnya (1 etape pemanjatan) atau berganti leader. Syarat penambatan :

a) Memiliki 2 atau lebih pengaman yang bernilai emas.

b) Menggunakan carrabiner screw untuk menambat.

c) Simpul yang dipakai adalah simpul jerat/tambat (untuk pengaman ke tubuh) dan diback up oleh simpul delapan ganda.


                                     VI. Pengenalan ProsedurPemanjatan                                  

  Dalam suatu kegiatan alam bebas,menyusun suatu perencanaan merupakan suatu hal yang penting. Bidang rockclimbing merupakan kegiatan yang sangat memerlukan tata cara dan prosedur yang tepat agar proses pemanjatan menjadi lancar dan aman.

Prosedur pemanjatan yakni :

1. Orientasi JalurOrientasi jalur merupakan permulaanyang penting dari sebuah pemanjatan. Pemilihan jalur dapat dilakukan melaluidata, literatur, informasi dari orang lain atau pengamatan langsung.Di dalam orientasi jalur, adahal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Memperkirakan tinggi tebing, menentukan jenis batuan, menentukan berapa pitchyang akan dilakukan.
  1. Menentukan titik awal pemanjatan.
  1. Menentukan jenis alat-alat yang akan digunakan.
  1. Memperkirakan penempatan anchor (tambatan) untuk istirahat, pergantian leaderuntuk hanging belay juga hanging bivoack.

2. Pembagian Personil /Manajemen TimPembagian personil dilakukanberdasarkan :Jumlah personil keseluruhan.
  1. Kemempuan personil.
  1. Jalur yang akan digunakan.
  1. Sistem pemanjatan.
  1. Ketersediaan alat.
3. Persiapan PeralatanPeralatan yang akan dipakai disusundengan rapi dan sistematis. Ini membantu pemanjat dalam menggunakan alat.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi alat yaitu :
  • Jenis batuan.
  • Cacat batuan.
  • Kemampuan leader.
  • Pengaman yang tersedia.

4. Persiapan Pemanjatan  

  Setelah semua peralatan telah siap,maka pemanjatan dapat dimulai. Hal yang penting dalam pemanjatan beregu adalahkomunikasi, apalagi antara leader dan belayer. Tetapi perlu diingat untukmenjaga energi, jangan sampai energi habis karena kita berteriak-teriak. Jadisebaiknya menggunakan alat komunikasi, seperti handy talky.


5. Memulai Pemanjatan  

  Leader melakukan pemanjatan hinggapitch 1 yang telah direncanakan sebelumnya. Lalu memasang fixed rope (talitambat) dari tali baru yang dibawanya yang dapat digunakan sebagai transportorang kedua.


6. Cleaning   

 Setelah leader menyelesaikan pitch1, orang kedua bersiap untuk menyusul ke pitch 1 dengan menggunakan fixed rope.Sambil memanjat/jumaring orang kedua (cleaner) ini membersihkan runner-runneryang dipasang oleh leader, agar alat-alatnya dapat digunakan untuk pemanjatanselanjutnya (ke pitch 2).Tugas cleaner :
  1. Membersihkan jalur dan menyapu runner.
  1. Mencatat pengaman yang akan digunakan selanjutnya.
  1. Sebagai leader untuk pitch selanjutnya.
  1. Membawa tali untuk pemanjatan
7. Pemanjatan untuk pitch 2dan selanjutnya.  

  Setelah cleaner sampai pada pitch 1,lalu melakukan persiapan untuk melakukan pemanjatan ke pitch 2. Yang menjadileader adalah orang yang menjadi cleaner pada saat pemanjatan ke pitch 1. Padasaat pemanjatan ke pitch 2, orang ketiga dan selanjutnya yang masih ada dibawah, melakukan pemanjatan/jumaring. Begitu seterusnya hingga akhirpemanjatan.


8. Turun Tebing    

Setelah semua pemanjat telah mencapai target, maka yang harus dilakukan adalah rappeling (turun tebing).Untuk melakukan rappeling perlu membuat anchor untuk penambat tali. Rappelingdapat dilakukan dengan menggunakan tali tunggal atau tali ganda (double).Personil yang turun pertama kali harus membawa tali dan memasangnya pada pitch berikutnya. Persoinil terakhir sebaiknya memakai double rope rappeling dan talidikalungkan pada anchor, sehingga dapat ditarik sesudah sampai di pitch bawah.Begitu selanjutnya untuk setiap pitch.Hal-halyang perlu diperhatikan dalam rappeling :
  1. Ujung tali harus disimpul.
  1. Waspada terhadap rontokan batuan.
9. Pendataan Alat SetelahPemanjatanDi dasar tebing, setelah semua pemanjat turun, dilakukan pendataan alat-alat yang telah dipakai. Alat-alat apasaja yang sengaja ditinggal di atas dan pengecekan alat.


10. Pembuatan TopoTopoadalah gambar atau sket jalur yang berhasil di panjat. Sket ini dilengkapidengan data-data sebagai berikut :

a)Nama jalur

b)Lokasi

c)Jenis batuan tebing

d)Tinggi tebing

e)Sistem pemanjatan

f)Teknik pemanjatan

g)Waktu pemanjatan

h)Tingkat kesulitan (grade)

i)Data peralatan yang digunakan

j)Daftar pemanjat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar