Selasa, 17 Juli 2012

NAVIGASI


                                            A. PENGERTIAN

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta. Adapun yang termasuk pengetahuan navigasi darat adalah:
1. Membaca dan memahami peta
2. Cara pemakaian dan fungsi kompas
3. Tehnik Peta Kompas
4. Naismith

Sedangkan media dasar yang dibutuhkan dalam navigasi darat adalah :

1. Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
  • Judul peta ; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta

  • Nomor peta ; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta

  • Koordinat peta ; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya

  • Kontur ; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  • Skala peta ; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  • Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, dan peta dari Jawatan Topologi yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dikeluarkan oleh Amerika pada tahun 1960.
Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1- Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa.

Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30?), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60?).
2- Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur.


Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

Unsur dasar peta

Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.

Mengenal tanda medan


Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan antara lain:
  • Garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan.
  • Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah.
  •  Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah.
  • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
  • Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
  • Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
  • Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
  • Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
  • Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
  • Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
Daerah Pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau- pulau kecil, tanjung dan teluk.
Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.


2. Kompas
Kompas adalah alat bantu penunjuk arah mata angin yang bekerja berdasarkan medan magnet. Jarum kompas selalu menunjuk ke arah Utara-Selatan
Secara fisik, kompas terdiri dari :
  1. Badan, tempat komponen lainnya berada.
  2. Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatantidak terpengaruh oleh medan magnet yang lain dan benda berunsur logam di sekitar magnet.
  3. Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
  4. Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakniKompas Bidik (misal kompas prisma) dan Kompas Orienteering (misal kompas silva, suunto dll).
Untuk membidik suatu titik, Kompas Bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, Kompas Orienteeringlebih handal dan efisien.
Secara umum ciri-ciri kompas yang baik adalah:
  1. Kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama.
  2. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] yang berfungsi untuk menentukan posisi dengan bantuan satelite.

B. ORIENTASI MEDAN

Orientasi Medan adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Fungsi dari Orientasi Medan adalah untuk meyakinkan bahwa perkiraan posisi kita dipeta adalah benar. Sebelum kita mulai orientasi medan, kita harus mengenal lebih dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya terdapat pada peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama jalan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal kita tahu secara kasar posisi anda dimana.
Langkah-langkah orientasi medan:
  • Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok.
  • Siapkan kompas dan peta, letakkan pada bidang datar.
  • Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya.
  • Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan.
  • Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat ciri khas dari tanda medan.
  • Jika kita telah lakukan itu semua, maka kita telah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi kita di peta.
Untuk memastikan posisi kita secara akurat, maka kita harus menggunakan metode resection.

C. RESECTION

Resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Dalam teknik ini kita membutuhkan dua tanda medan atau lebih yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas)..
Langkah-langkah resection:

  • Lakukan orientasi peta.
  • Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
  • Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
  • Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan Kompas Bidik, Kompas Orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
  • Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
  • Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
D. INTERSECTION

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
  • Lakukan Orientasi Peta.
  • Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
  • Bidik obyek yang kita amati.
  • Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta.
  • Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.
  • Lakukan langkah 1-3 Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
E. AZIMUTH ? BACK AZIMUTH

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuthdisebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai Azimuth. Kebalikannya adalah Back Azimuth. Dalam resection Back Azimuth diperoleh dengan cara:
  • Jika Azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka Back Azimuth adalah Azimuth dikurangi 180º. Misal kita membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back Azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika Azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka Back Azimuthnya adalah 180º ditambah Azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui Azimuth dan Back Azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukanPloting Peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu Azimuth dan Back Azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (Lurus/Man To Man, biasanya digunakan untuk ?Kompas Bintang?). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan Back Azimuth.
  • Perhatikan tanda medan yang mencolok pada titik awal perjalanandan jangan lupa perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  • Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan Azimuth.
  • Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (Back Azimuth).
  • Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem Man To Man.

F. MERENCANAKAN JALUR LINTASAN
Dalam Navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun Perencanaan Jalur Lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh kita ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan merintis jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang sangat tinggi dalam menafsirkan sebuah Peta Topografi, mengumpulkan data & informasi dan mengolahnya sehingga kita dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan. Disini kita akan membahas tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, kita harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika kita mempunyai informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan kita plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya Dll. Semakin banyak informasi awal yang kita dapat, semakin matang rencana kita.
Tentang jalur kita sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat.
  • Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir.
  • Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan.
  • Ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel lagi karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
  • Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya.
  • Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
  • Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Kita harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
  • Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

G. PENAMPANG LINTASAN
Penampang Lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
  • Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan.
  • Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan.
  • Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu.
  • Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
  • Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus.
  • Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
  • Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
  • Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar