Rabu, 31 Desember 2014

Sunyi, Sepi ku rasa mewakili



Ada saatnya keramaian begitu membosankan,
Jemu dengan segala keadaan tapi tak pernah ingkar akan kuasa Tuhan,
Aku jengah, meratap kepalsuan yang begitu suram,
Busuk bak Kusta menggrogoti nyawa,
Ada kalanya Aku ingin menyepi dari segala, menatap bias air, bersama embun, bersama suara malam, bercengkrama dengan api yang begitu Absrud,
Aku duduk tertunduk tapi berfikir,Aku bungkam tapi menggumam,

Waktu


Andai waktu bisa berulang mungkin banyak keinginan seseorang kan terungkap,
Tapi percuma, semua hanya sebatas keinginan tak terlebih dari itu waktu tetap melangkah melampaui batas dan tak pernah menunggu,
Apa seperti warga palestina yang menunggu waktu kiamat ?
Apa seperti para murid menunggu waktu pulang ?
Apa seperti bunga yang menunggu waktu gugur ?
Apa seperti Ulat yang menunggu waktu untuk menjadi kupu-kupu ?
Apa seperti Aku yang selalu ingat di waktu kita bertemu.....

Beri Satu Makna

Merindu yang tak pernah merindu,
Sebanyak tetesan hujan,
Terlalu pasif memang antara rasa yg tak pernah peduli apa yg dirasa,
Apa maksud Tuhan atas dari sebuah pertemuan berawal tatapan semu, 
Dikala itu ribuan mahluk tuhan didalam satu ruang,
Mata Rasaku menuntut untuk menatap 1 ,
Bnyak bola dikala itu, tapi aku hanya terdiam menatap bola itu datang, lewat dihadapan...
yaaa....
Aku tak dapat menentang maksud Tuhan...
Jangankan Iblis !! Malaikat pun tak mampu menentang ku untuk men-Cinta tanpa perintah Tuhan !!

Selasa, 30 Desember 2014

Dongeng Nyamuk Jalang



Saat malam yang hening,
Tak ada suara bising mesin, knalpot atau hanya detak jarum jam,
Aku berikir untuk membutakan Mataku agar aku tak dapat melihat kebodohan-kebodohan Manusia,
Memecahkan gendang telingaku, agar aku tak bisa mendengar cerca maki kemunafikan,
Memotong kakiku, agar aku tak bisa berjalan menuju kehancuran,
Memotong tanganku, agar aku tak bisa menggenggam kepalsuan,
Memotong Lidahku, agar aku tak bisa berbicara tentang  kekosongn,
Membekukan Hatiku, agar aku tak bisa merasakan kehampaan,
Memecahkan Otakku, agar aku tak dapat berfikir,
Ditengah kesunyian kelompok Nyamuk sedang berdongeng diTelinga,
Mereka berbicara tentang kebodohan, mencacimaki kemunafikan, menggenggam kepalsuan, kehampaan,
Nyamuk jalang berbisik “ Kau masih punya Iman Kawan” dan aku membatalkan semua keinginanku,
Aku membatalkan memotong Tangan, kaki, lidah, membutakan mata, memecahkan gendang telinga, memecahkan Otak, membekukan Hati,
Tapi aku berfikir untuk Mengakhiri Hidupku !!!!